Thursday, November 1, 2018

STARTEGI AUDIT AWAL

    Tujuan akhir auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan proses audit adalah mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah untuk mendukung pendapatnya, apakah dalam semua hal yang material, laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi nberterima umum. Tujuan ini dicapai dengan mengumpulkan bukti audit tentang asersi yang terdapat dalam laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Strategi audit awal dalam perencanaan audit atas asersi individual atau sekelompok asersi. Strategi audit awal dibagi menjadi dua macam: pendekatan terutama substantif (primarily substantive approach), dan pendekatan tingkat risiko pengendalian taksiran rendah (lower assessed level of control risk approach).  
   Unsur Strategi Audit Awal Dalam mengembangkan strategi audit awal untuk suatu asersi, auditor menetapkan empat unsur berikut ini: 
·    Tingkat risiko pengendalian taksiran yang direncanakan. 
·    Luasnya pemahaman atas pengendalian intern yang harus diperoleh. 
· Pengujian pengendalian yang harus dilaksanakan untuk menaksir risiko pengendalian. 
·   Tingkat pengujian substantif yang direncakan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah 
    Dalam menentukan strategi audit awal, auditor pada dasarnya menentukan titik berat pengujian yang akan dilaksanakan oleh auditor: terutama pada pengujian substantif atau terutama pada pengujian pengendalian. Pendekatan Tertutama Substantif Dalam strategi audit ini, auditor mengumpulkan semua atau hamper semua bukti audit dengan menggunakan pengujian substantif dan auditor sedikit meletakkan kepercayaan atau tidak mempercayai pengendalian intern. Pendekatan ini biasanya mengakibatkan penaksiran risiko pengendalian pada tingkat atau mendekati maksimum. Pada dasarnya ada tiga alasan mengapa auditor menggunkan pendekatan ini: 
· Hanya terdapat sedikit (jika ada) kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang relevan dengan perikatan audit atas laporan keuangan, sebagai contoh auditor akan menjumpai sedikit kebijakan dan prosedur pengendalian intern dalam audit atas laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan kecil yang dioperasikan sendiri oleh pemiliknya. Dalam situasi ini, auditor akan mencurahkan usaha sedikit terhadap pengendalian, dan akan menitikberatkan pengumpulan bukti auditnya terutama dari pengujian substantif. · Kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang berkaitan dengan asersi untuk akun dan golongan transaksi signifikan tidak efektif. Sebagai contoh, pengendalian atas transaksi pembelian dan pengeluaran kas yang lemah, sehingga auditor merencanakan jauh sebelumnya untuk melakukan pengujian substantif secara luas terhadap asersi kelengkapan utang usaha. 
· Peletakan kepercayaan besar terhadap pengujian substantif lebh efisien untuk asersi tertentu. Misalnya dalam audit atas aktiva tetap, auditor menggunakan pengujian substantif terhadap penambahan, penghentian pemakaian. Penjagaan fisik aktiva tetap untuk membuktikan asersi keberadaan aktiva tetap tersebut. Auditor tidak melakukan pengujian pengendalian atas transaksi penambahan, penghentian pemakaian, penjagaan fisik aktiva tetap, jika hanya terdapat sedikit transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap. Pengumpulan bukti audit melalui pengujian substantif lebih efisien dibandingkan dengan pengujian pengendalian. Pendekatan Risiko Pengendalian Rendah Dalam pendekatan ini, auditor meletakkan kepercayann moderat atau pada tingkat kepercayaan penuh terhadap pengendalian, dan sebagai akibatnya auditor hanya melaksanakan sedikit pengujian substantif.

No comments:

Post a Comment